Berbagai usaha dilakukan untuk menurunkan kadar lemak tersebut dari tubuh. Mulai dari diet ketat sampai dengan mengkonsumsi obat-obatan. Jenis obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengurangi kadar kolesterol dalam darah yaitu obat golongan statin. Namun, apakah obat tersebut aman digunakan untuk anak gemuk?
Semakin
banyaknya dan semakin bervariasinya makanan yang mengandung kadar kolesterol
tinggi menyebabkan tingkat masyarakat yang getol mengkonsumsi makanan dengan
kadar lemak tinggi juga semakin meningkat. sehingga, usia muda pun tak terlepas
dari risiko mengalami kelebihan kolesterol atau hiperkolesterolemia.
Sekretaris Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) ini juga menyatakan bahwa obat golongan statin baru aman diberikan di atas usia 18 tahun. Oleh karena itu, Yunir menyarankan untuk memberikan intervensi non-farmakologis bagi anak-anak gemuk yang kelebihan berat badan. "Non-farmakologis maksudnya tanpa menggunakan obat, seperti mengatur pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik," tuturnya.
Menurut pendapat pakar kesehatan metabolik dan endokrin dari Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Em Yunir, SpPD, KEMD, menyatakan statin memang umum digunakan pada orang dewasa sebagai obat penurun kolesterol. Namun penggunaannya pada anak masih diragukan keamanannya."Ini karena anak masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan," ujar beliau.
Sekretaris Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) ini juga menyatakan bahwa obat golongan statin baru aman diberikan di atas usia 18 tahun. Oleh karena itu, Yunir menyarankan untuk memberikan intervensi non-farmakologis bagi anak-anak gemuk yang kelebihan berat badan. "Non-farmakologis maksudnya tanpa menggunakan obat, seperti mengatur pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik," tuturnya.
Menurut pendapat pakar kesehatan metabolik dan endokrin dari Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Em Yunir, SpPD, KEMD, menyatakan statin memang umum digunakan pada orang dewasa sebagai obat penurun kolesterol. Namun penggunaannya pada anak masih diragukan keamanannya."Ini karena anak masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan," ujar beliau.
Berbeda dengan yang kadar LDL-nya sudah melebihi
160 mg/dL. Menurut Yunir, jika sudah mencapai angka tersebut, sebaiknya
dilakukan intervensi dengan obat penurun kolesterol. Misalnya, seseorang
memiliki kadar low density lipoprotein (LDL) 130 mg/dL. Angka tersebut
cukup tinggi, namun perlu diturunkan. "Dengan mengubah pola makan dan
menambah aktivitas fisik saja, dalam beberapa bulan sudah bisa jadi 100
mg/dL," ujarnya.
Yunir memaparkan, intervensi non-farmakologis pada orang dewasa umumnya dilakukan saat kadar kolesterol belum terlalu tinggi, namun sudah melebihi batas normal. Ini dilakukan karena mengatur pola makan dan aktivitas fisik hanya bisa menurunkan kadar kolesterol sebanyak 30-50 mg/dL saja. Pengobatan dengan statin, lanjutnya, baru hanya digunakan saat keadaan terpaksa. Seperti pasien mengalami gangguan ginjal, sehingga kadar kolesterolnya tinggi.
Yunir memaparkan, intervensi non-farmakologis pada orang dewasa umumnya dilakukan saat kadar kolesterol belum terlalu tinggi, namun sudah melebihi batas normal. Ini dilakukan karena mengatur pola makan dan aktivitas fisik hanya bisa menurunkan kadar kolesterol sebanyak 30-50 mg/dL saja. Pengobatan dengan statin, lanjutnya, baru hanya digunakan saat keadaan terpaksa. Seperti pasien mengalami gangguan ginjal, sehingga kadar kolesterolnya tinggi.